Donald mengadakan rapat persiapan dengan wasit karate Indonesia di sebuah hotel di Nilai, Negeri Sembilan, Kamis malam hingga Jumat pukul 02.00 dini hari.
Karena sulit dapat taksi, ia terpaksa berjalan kaki pulang ke hotelnya.
Belum jauh berjalan, tiba-tiba ada sedan putih berhenti dan penumpangnya diduga polisi reserse tiba-tiba ingin menangkapnya.
Bukan saja berusaha menangkap tapi langsung memukuli di lokasi.
"Pak Donald sudah teriak-teriak minta tolong pada masyarakat yang ada di sekitar itu tapi tidak ada yang mau menolong karena mungkin mereka tahu itu polisi reserse," kata Slamet.
Setelah itu, Donald digiring ke kantor polisi Nilai, Negeri Sembilan dan didiamkan saja luka-lukanya hingga siang.
Ia pun kemudian menelpon kawan-kawannya kemudian dibawanya ke rumah sakit.
Indonesia akan mempermasalahkan penganiayaan oknum polisi Malaysia terhadap wasit karate Indonesia Donald Luther Kolopita.
Donald bersama rombongan tim karate Indonesia tengah mengikuti Kejuaraan Karate Asia (AKF) yang digelar di Kota Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia, 24-26 Agustus.
Namun, sebelum kejuaraan itu berakhir hari ini,tim Indonesia telah memutuskan menarik diri dari event Asia itu.
Alasannya, mereka merasa dilecehkan dengan tindakan oknum polisi Raja Diraja Malaysia terhadap wasit terbaik yang juga Ketua Dewan Wasit Indonesia.
Insiden tersebut bermula saat Donald pulang dari acara pertemuan wasit Indonesia menuju hotel tempatnya menginap, Alson Kelana di Nilai, Jumat (24/8) dini hari.
Dia tak menggunakan kendaraan karena jarak tempat pertemuan itu dengan hotel hanya sekitar 600 m.
Apalagi, kondisi saat itu sudah larut sehingga tak ada lagi taksi yang lewat.
Tapi, di tengah perjalanan, empat orang oknum polisi yang menggunakan mobil menghampirinya.
Ironisnya, tanpa basa-basi, mereka langsung memukuli sang wasit sampai babak belur.
Donald memang sempat membela diri.
Namun, situasinya sangat tidak seimbang.
Dia kemudian ditangkap dan diborgol saat dibawa ke kantor polisi.
Tapi, sepanjang perjalanan dia terus digebuki.
”Pak Donald sudah teriak-teriak minta tolong pada masyarakat yang ada di sekitar situ, tapi tidak ada yang menolong.
Dia mengira dia dirampok,” tutur Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia Slamet Nugroho, Sabtu (25/8/2007) Menurut Slamet, Donald juga sudah memperkenalkan dirinya sebagai Ketua Dewan Wasit Indonesia di Kejuaraan Karate Asia.
Bahkan, dia sempat memperlihatkan paspor miliknya.
Tapi, keempat oknum polisi tersebut bergeming dan malah semakin bersemangat menghajar Donald.”
Kami protes keras dengan tindakan sewenang-wenang ini.
Karena itu, kami akan menuntut keempat polisi itu sesuai hukum.
Bahkan, kami sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian di sana,” ujar Ketua Umum PB Forki Luhut Binsar Panjaitan.
Ketua delegasi wasit karateka Indonesia, Donald Pieter Luther Kolopita, digebuki beberapa polisi Malaysia hingga babak belur, Jumat dinihari, tanpa alasan yang jelas.
"Donald adalah ketua delegasi wasit Indonesia. Ia datang ke Malaysia untuk mengikuti kejuaraan karateka Asia. Ia digebuki polisi berpakaian preman ketika akan kembali ke hotel seusai memimpin rapat dengan tim wasit Indonesia," kata Slamet Nugroho, staf Satgas Perlindungan dan Pelayanan KBRI Kuala Lumpur, Jumat.
Slamet menemui Donald yang saat ini sedang terkapar di rumah sakit Tunku Jafaar, Seremban, Negeri Sembilan. "Ada dua versi cerita pemukulan Donald. Satu dari Donald sendiri dan satu lagi versi polisi," katanya.
Versi Donald, ia mengadakan rapat persiapan dengan wasit karateka Indonesia di sebuah hotel di Nilai, Negeri Sembilan, Kamis malam hingga Jumat pukul dua dini hari. Karena sulit dapat taksi, ia terpaksa berjalan kaki pulang ke hotel.
Belum jauh berjalan, tiba-tiba ada sedan putih berhenti dan penumpangnya diduga polisi reserse tiba-tiba ingin menangkap. Tapi bukan saja menangkap tapi langsung memukuli di lokasi. "Pak Donald sudah teriak-teriak minta tolong pada masyarakat yang ada di sekitar itu tapi tidak ada mau menolong karena mungkin mereka tahu itu polisi reserse," kata Slamet.
Setelah itu, Donald digiring ke kantor polisi Nilai, Negeri Sembilan dan didiamkan saja luka-lukanya hingga siang. Ia pun kemudian menelpon kawan-kawannya kemudian dibawanya ke rumah sakit.
Sedangkan versi kepala polisi Nilai, menurut Slamet, "Kepala Polisi Nilai mengatakan polisi sudah menyatakan dirinya bahwa mereka polisi tapi Donald terus lari. Kemudian dikejar dan ditangkap tapi melawan," katanya.
Tapi menurut Donald, ia tidak melarikan diri dan tidak melawan, hanya ketika dipukuli sempat menangkis secara reflek dan menendang lawannya.
Menurut Kepala Satgas Tatang B Razak, "Pak Donald ini harus menjadi wasit Jumat sore pada perlombaan karateka Asia tapi bagaimana bisa karena saat ini sedang dirawat di rumah sakit," katanya.
"Donald adalah ketua delegasi wasit Indonesia. Ia datang ke Malaysia untuk mengikuti kejuaraan karateka Asia. Ia digebuki polisi berpakaian preman ketika akan kembali ke hotel seusai memimpin rapat dengan tim wasit Indonesia," kata Slamet Nugroho, staf Satgas Perlindungan dan Pelayanan KBRI Kuala Lumpur, Jumat.
Slamet menemui Donald yang saat ini sedang terkapar di rumah sakit Tunku Jafaar, Seremban, Negeri Sembilan. "Ada dua versi cerita pemukulan Donald. Satu dari Donald sendiri dan satu lagi versi polisi," katanya.
Versi Donald, ia mengadakan rapat persiapan dengan wasit karateka Indonesia di sebuah hotel di Nilai, Negeri Sembilan, Kamis malam hingga Jumat pukul dua dini hari. Karena sulit dapat taksi, ia terpaksa berjalan kaki pulang ke hotel.
Belum jauh berjalan, tiba-tiba ada sedan putih berhenti dan penumpangnya diduga polisi reserse tiba-tiba ingin menangkap. Tapi bukan saja menangkap tapi langsung memukuli di lokasi. "Pak Donald sudah teriak-teriak minta tolong pada masyarakat yang ada di sekitar itu tapi tidak ada mau menolong karena mungkin mereka tahu itu polisi reserse," kata Slamet.
Setelah itu, Donald digiring ke kantor polisi Nilai, Negeri Sembilan dan didiamkan saja luka-lukanya hingga siang. Ia pun kemudian menelpon kawan-kawannya kemudian dibawanya ke rumah sakit.
Sedangkan versi kepala polisi Nilai, menurut Slamet, "Kepala Polisi Nilai mengatakan polisi sudah menyatakan dirinya bahwa mereka polisi tapi Donald terus lari. Kemudian dikejar dan ditangkap tapi melawan," katanya.
Tapi menurut Donald, ia tidak melarikan diri dan tidak melawan, hanya ketika dipukuli sempat menangkis secara reflek dan menendang lawannya.
Menurut Kepala Satgas Tatang B Razak, "Pak Donald ini harus menjadi wasit Jumat sore pada perlombaan karateka Asia tapi bagaimana bisa karena saat ini sedang dirawat di rumah sakit," katanya.
No comments:
Post a Comment