Album "Rinduku Padamu" karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (28/10) malam diluncurkan secara resmi di Hall Jakarta International Expo Bandar Kemayoran, Jakarta. Peluncuran album lagu karya SBY ini dibarengi dengan Malam Kekayaan Intelektual (HAKI) dan peringatan Sumpah Pemuda 2007.
Lagu-lagu karya Presiden Yudhoyono itu dibawakan oleh sejumlah artis penyanyi antara lain Dharma Oratmangun, personil AB Three Widi Mulya, Kris Patty, dan Ebiet G Ade.
Acara itu dihadiri juga oleh Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri di antaranya Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalata dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Dalam acara itu hadir pula Ketua Umum Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri) Dharma Oratmangun, dan puluhan pencipta lagu dan penata musik lainnya.
Lagu karya Presiden Yudhoyono dalam album itu ada 10 lagu. Mulai dari yang berjudul
Lagu-lagu karya Presiden Yudhoyono itu dibawakan oleh sejumlah artis penyanyi antara lain Dharma Oratmangun, personil AB Three Widi Mulya, Kris Patty, dan Ebiet G Ade.
Acara itu dihadiri juga oleh Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri di antaranya Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalata dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Dalam acara itu hadir pula Ketua Umum Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri) Dharma Oratmangun, dan puluhan pencipta lagu dan penata musik lainnya.
Lagu karya Presiden Yudhoyono dalam album itu ada 10 lagu. Mulai dari yang berjudul
- Rinduku Padamu,
- Kasih Akupun Rindu,
- Mentari Bersinar,
- Kawan,
- Dendang di Malam Purnama,
- Mengarungi Keberkahan Tuhan,
- Hening,
- Kuasa Tuhan dan
- Selamat Berjuang".
Menurut pembawa acara Dewi Hughes dan Ferdi Hasan, diciptakan pada periode pertama kali tahun 2006 di kediaman pribadinya Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor, saat kunjungan kerja di Merauke, Papua itu hingga setelah menghadiri pertemuan APEC di Sydney, Australia, September 2007 lalu.
Dalam sambutannya, Dharma Oratmangun mengingatkan pesan SBY saat masih menjadi Menko Polkam di era Presiden Megawati Soekarnoputri, yaitu mengenai perlawanan terhadap HAKI. "Waktu itu Bapak mengatakan, negara tidak boleh kalah melawan mafia pembajakan. Karena itu, saya ingatkan jika lagu-lagu karya Bapak besok sudah dibajak, maka Bapak harus membuktikan bahwa negara tidak boleh kalah melawan mafia itu," tandas Dharma.
Dharma juga memuji kesenimanan Presiden Yudhoyono di tenagh-tengah kesibukan kenegaraannya, masih bisa menciptakan karya yang lagu baik. "Kalau pemuda Wage Rudolp Supratman membawakan lagu Indonesia Raya dengan biola di bahu kanan, maka sekarang ini seorang asal Pacitan, Jawa Timur (tempat lahir Presiden), menghasilkan karya-karya yang baik, terutama bagi simbol HAKI," lanjut Dharma.
Adapun Mari Elka Pangestu, yang juga Ketua Harian Tim Nasional HAKI, mengatakan selain sumbangan para seniman musik dan pencipta lagu asal Indonesia memberikan kontribusi 4,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertumbuhan ekonomi, juga memuji Presiden yang telah menciptakan sejumlah karya lagu.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga menyerahkan karya asli lagu-lagunya dan mendapatkan sertifikat dan bukti pendaftaran karya cipta sebesar Rp 2 juta untuk 10 lagu karyanya. Presiden juga diangkat sebagai anggota kehormatan Pappri.
Dalam sambutannya, Dharma Oratmangun mengingatkan pesan SBY saat masih menjadi Menko Polkam di era Presiden Megawati Soekarnoputri, yaitu mengenai perlawanan terhadap HAKI. "Waktu itu Bapak mengatakan, negara tidak boleh kalah melawan mafia pembajakan. Karena itu, saya ingatkan jika lagu-lagu karya Bapak besok sudah dibajak, maka Bapak harus membuktikan bahwa negara tidak boleh kalah melawan mafia itu," tandas Dharma.
Dharma juga memuji kesenimanan Presiden Yudhoyono di tenagh-tengah kesibukan kenegaraannya, masih bisa menciptakan karya yang lagu baik. "Kalau pemuda Wage Rudolp Supratman membawakan lagu Indonesia Raya dengan biola di bahu kanan, maka sekarang ini seorang asal Pacitan, Jawa Timur (tempat lahir Presiden), menghasilkan karya-karya yang baik, terutama bagi simbol HAKI," lanjut Dharma.
Adapun Mari Elka Pangestu, yang juga Ketua Harian Tim Nasional HAKI, mengatakan selain sumbangan para seniman musik dan pencipta lagu asal Indonesia memberikan kontribusi 4,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertumbuhan ekonomi, juga memuji Presiden yang telah menciptakan sejumlah karya lagu.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga menyerahkan karya asli lagu-lagunya dan mendapatkan sertifikat dan bukti pendaftaran karya cipta sebesar Rp 2 juta untuk 10 lagu karyanya. Presiden juga diangkat sebagai anggota kehormatan Pappri.
No comments:
Post a Comment