Acara Empat Mata di Trans 7, mulai Selasa (4/10) malam hingga satu bulan ke depan akan dihentikan karena melanggar sejumlah peraturan penyiaran.
Dalam salah satu adegan ada bintang tamu yang memakan kodok hidup-hidup sehingga dinilai telah melanggar pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran. Program ini sangat tidak pantas, terutama pada salah satu adegan yang menampilkan seorang bintang tamu memakan hewan hidup-hidup. (Sasa Djuarsa Sendjaja, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia / Media Indonesia)
Juru bicara PT Duta Visual Nusantara TV7, Anita Wulandari, mengatakan perusahaannya memahami dan mengerti peringatan Komisi Penyiaran Indoensia. Tayangan *Empat Mata* yang diasuh Tukul Arwana, terpaksa dihentikan mulai malam ini gara-gara sejumlah adegan yang dinilai tak pantas untuk ditayangkan. "Kami segera rapat dengan menejeman," ujar Anita, sehabis mendengarkan pengumuman Kantor Komisi Penyiaran Indonesia, Selasa (4/11).
Menurut Anita, perusahaannya akan melakukan konsultasi dengan Komisi ini terkait format tayangan Empat Mata selanjutnya. 'Apakah akan dihentikan seterusnya, atau ada perbaikan yang menyangkut larangan, nanti tergantung hasil rapat manajemen," ujarnya.
Komisi Penyiaran sore ini mengumumkan tayangan *Empat Mata* yang muncul setiap Senin sampai Jumat di Trans7, harus dihentikan selama satu bulan. Pemicunya, beberapa waktu lalu menampilkan adegan seseorang melahap kodok hidup dan mendatangkan Sumanto, sosok pemakan mayat yang secara kejiwaan memang kurang waras.
Anita belum bisa menjelaskan apa pengganti siaran Empat Mata malam ini. Yang jelas, kata dia, Tukul mulai malam ini sudah tidak tampil di Trans7. Soal adegan makan kodok yang menjijikkan, kata Anita, itu kesalahan teknis. "Karena penyuntingan, bukan bermaksud membuat pemirsa menjadi jijik."
Adapun menghadirkan bintang Sumanto, yang oleh Komisi dikatergorikan sebagai nara sumber yang tidak layak lantaran kurang waras. "Kami hanya bertujuan mengangkat keunikan sosok Sumanto, bukan bermaksud menampilkan orang tak waras atau gila," kata Anita. "Toh tidak semua orang makan mayat," ujarnya
Ia menambahkan, kontrak dengan Tukul Arwana juga sedang dibicarakan dengan manajemen. Kalaupun dihentikan tidak banyak kerugian dari kedua pihak. Sebab antara Trans7 dan Tukul menjalin kontrak per episode.
Dalam salah satu adegan ada bintang tamu yang memakan kodok hidup-hidup sehingga dinilai telah melanggar pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran. Program ini sangat tidak pantas, terutama pada salah satu adegan yang menampilkan seorang bintang tamu memakan hewan hidup-hidup. (Sasa Djuarsa Sendjaja, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia / Media Indonesia)
Juru bicara PT Duta Visual Nusantara TV7, Anita Wulandari, mengatakan perusahaannya memahami dan mengerti peringatan Komisi Penyiaran Indoensia. Tayangan *Empat Mata* yang diasuh Tukul Arwana, terpaksa dihentikan mulai malam ini gara-gara sejumlah adegan yang dinilai tak pantas untuk ditayangkan. "Kami segera rapat dengan menejeman," ujar Anita, sehabis mendengarkan pengumuman Kantor Komisi Penyiaran Indonesia, Selasa (4/11).
Menurut Anita, perusahaannya akan melakukan konsultasi dengan Komisi ini terkait format tayangan Empat Mata selanjutnya. 'Apakah akan dihentikan seterusnya, atau ada perbaikan yang menyangkut larangan, nanti tergantung hasil rapat manajemen," ujarnya.
Komisi Penyiaran sore ini mengumumkan tayangan *Empat Mata* yang muncul setiap Senin sampai Jumat di Trans7, harus dihentikan selama satu bulan. Pemicunya, beberapa waktu lalu menampilkan adegan seseorang melahap kodok hidup dan mendatangkan Sumanto, sosok pemakan mayat yang secara kejiwaan memang kurang waras.
Anita belum bisa menjelaskan apa pengganti siaran Empat Mata malam ini. Yang jelas, kata dia, Tukul mulai malam ini sudah tidak tampil di Trans7. Soal adegan makan kodok yang menjijikkan, kata Anita, itu kesalahan teknis. "Karena penyuntingan, bukan bermaksud membuat pemirsa menjadi jijik."
Adapun menghadirkan bintang Sumanto, yang oleh Komisi dikatergorikan sebagai nara sumber yang tidak layak lantaran kurang waras. "Kami hanya bertujuan mengangkat keunikan sosok Sumanto, bukan bermaksud menampilkan orang tak waras atau gila," kata Anita. "Toh tidak semua orang makan mayat," ujarnya
Ia menambahkan, kontrak dengan Tukul Arwana juga sedang dibicarakan dengan manajemen. Kalaupun dihentikan tidak banyak kerugian dari kedua pihak. Sebab antara Trans7 dan Tukul menjalin kontrak per episode.
1 comment:
yach gak apa dech tukul gak ada, nonton yg lain aja dech ..kadang gue binggung acara gini kog masih bertahan padahal isinya hanya lebih banyak meledek orang.
Post a Comment