Thursday, April 22, 2010

Kepak "Garuda" Menerobos China

EKONOMI
Kepak "Garuda" Menerobos China

Aktivitas perdagangan di Silk Market, Yong An Li, Beijing, Selasa (23/3). Tempat ini menjadi tujuan belanja turis asing dari sejumlah benua. Beragam produk, seperti garmen, perhiasan, jam tangan, mainan, tas, dompet, jaket, baju, hingga mainan, dapat diperoleh di pasar ini.

Kekuatan kepak burung Garuda yang menandai kekuatan Indonesia diuji. Di tengah upaya meningkatkan daya saing, China merupakan pasar potensial untuk diterobos pengusaha Indonesia. Seberapa menarikkah China bagi investor?

Peluang tak selamanya mudah diraih. Ada yang merasakan kemudahan, tetapi tak sedikit yang merasa sulit menembus dinding Negara Tirai Bambu tersebut.

Komponen investasi, khususnya investasi asing secara langsung (FDI), sangat banyak. Dalam enam bulan terakhir ini, FDI ke China terus naik, mencapai nilai total 8,1 miliar dollar AS.

Apa sebenarnya yang menarik investor asing? Bagaimana Pemerintah China memperlakukan investor asing? Dan, apa pelajaran yang dapat dipetik dari kebijakan Pemerintah China?

Ketua Indonesian Business Association Shanghai Adi Harsono menyebutkan, faktor yang menarik investor asing ke China antara lain pangsa pasar yang sangat besar, iklim investasi yang kondusif, seperti peraturan investasi, infrastruktur, dan sikap pemerintah yang proaktif, serta tersedianya sumber daya manusia yang berlimpah.

”Umumnya, investor asing diperlakukan sangat baik. Mereka dijemput, bukan ditunggu. Mereka disambut red-carpet. Mereka diperlakukan layaknya sebagai investor yang akan mendongkrak ekonomi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Adi.

Adi memandang pelajaran yang perlu diambil dari China adalah sikap ”jemput bola”. Pemerintah Indonesia perlu jemput bola dengan memangkas aturan rumit birokrasi, mempermudah perizinan, dan ikut membantu investor memberesi masalah lahan tanah dan masalah perburuhan.

Dia mengingatkan bahwa tidak semua pengusaha Indonesia sukses di China, terutama usaha kecil dan menengah

Indonesia akan sulit berkompetisi dengan China. Pengusaha Indonesia yang sukses biasanya adalah pengusaha yang sudah mapan dengan manajemen yang kuat.

Pengusaha bicara

CEO Garudafood Sudhamek AWS pun angkat bicara. Potensi pasar China luar biasa. Kesenjangan sosial diatasi Pemerintah China dengan cara melakukan reformasi pertanahan, subsidi bagi warga desa (sebesar 55 persen dari penduduk China masih berada di pedesaan), dan pemberian insentif besar-besaran sehingga kesejahteraan rakyat meningkat dan industri dalam negeri berkembang pesat.

Melihat potensi itu, Garudafood masuk untuk berinvestasi dengan cara mengakuisisi salah satu perusahaan, tepatnya di Xiamen, China. Kantor pemasaran ini dibuka untuk membidik pasar China dan sebagai basis untuk ekspor ke negara lain.

”Tetapi, kita juga perlu belajar smart protection dari China. Produk Garudafood tak bisa serta-merta masuk ke gerai-gerai kecil, seperti toko di sekolah,” kata Sudhamek.

Meski insentif sudah tidak banyak lagi, China tetap menarik bagi investor. Pengusaha melihat potensi pasarnya. Biskuit, misalnya. Total pasar di Indonesia mencapai Rp 12 triliun, sementara pasar China bisa mencapai Rp 80 triliun.

”Persoalan cita rasa makanan juga sangat menentukan untuk bisa diterima konsumen China,” ujar Sudhamek.

Sekitar 50 persen konsumsi semen dunia berada di China. Begitu pula baja 30 persen serta kapal pesiar dan jet pribadi 12 persen. Di China kini bermunculan orang-orang black color, pengusaha yang kerap berpakaian serba hitam, termasuk kartu kreditnya. Pekerjaannya tidak jelas, tetapi mereka jagoan melobi bisnis.

Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI) Bidang Perdagangan Boedi Mranata mengaku sulit memasuki pasar China. Produk sarang burung Indonesia masih dituding membawa virus flu burung (avian influenza). Padahal, potensi sarang burung Indonesia sebanyak 80 persen dipasok untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia, antara lain China, Hongkong, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, dan Jepang.

”Pedagang eceran di China sih secara terang-terangan bilang sarang burung Indonesia sangat bagus dan banyak dicari konsumen,” kata Budi.

Larangan produk sarang burung Indonesia memasuki pasar China dilakukan oleh satu pintu, yaitu Department of Supervisions on Animal and Plant Quaratine of General Administration of Quality Supervision Inspection and Quarantine.

Apabila virus H5N1 dijadikan alasan, Budi secara tegas membantah. Pola hidup burung walet sangat jarang berelasi dengan unggas lain. Kemudian, sarang burung dihasilkan dari air liur walet dan prosesnya pun dikeringkan terlebih dahulu. Begitu pula sarang burung itu diproses dengan cara dimasak sehingga virus dipastikan mati.

Setiap tahun, total ekspor sarang burung walet diperkirakan mencapai 400 ton. Sekitar 250 ton diekspor ke China, tetapi ekspor dilakukan melalui negara-negara lain. ”Kalau pintu ekspor bisa dibuka oleh China, harga sarang burung Indonesia tentu bisa sangat kompetitif dibandingkan dengan negara lain,” ujar Budi.

Bagi Indonesia, menurut Budi, dari total nilai ekspor ke China yang mencapai 14 miliar dollar AS, kontribusi yang diberikan sarang burung walet sekitar 4 persen. Tentu, apabila China mengizinkan impor langsung, sarang burung walet bisa masuk sepuluh besar andalan ekspor Indonesia.

Direktur JSP Toys Factory Fakhrudin selaku produsen mainan anak-anak di Demak, Jawa Tengah, mengatakan, citra ”Made in China” memang sudah merekat di seluruh dunia. Karena itu, tanpa perlu bersaing di pasar China, potensi pasar mainan anak sesungguhnya tetap terserap di seluruh dunia.

Bagi Fakhrudin, China merupakan tempat untuk belajar melihat tren pasar. Berbagai model mainan terus diciptakan. ”Jangan dikira semua mainan anak-anak asal China murah. Sentuhan teknologi sudah membuat mainan tertentu tinggi,” kata Fakhrudin, yang bolak-balik ke China.

Itulah sebuah jalan yang sesungguhnya bisa dijadikan pilihan investor Indonesia lainnya!(osa)

1 comment:

WONG SEMAR CARE said...

No : 185/SP_WS/JPP/VIII/11
Hal : Surat Perkenalan dan Penawaran Produk
Lamp :

Kepada Yth,
Relasi
Di tempat

Up : Bapak/Ibu pimpinan perusahaan

Salam Hangat,
Kami PT WONG SEMAR adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Pelayanan dan Perdagangan yang akan membantu perusahaan Bapak/Ibu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan oprasional harian maupun kebutuhan yang lain untuk menunjang tercapainya hasil yang diinginkan dan tentunya lebih efesien, efektif, serta low cost.
Divisi Produk-Produk Kami meliputi :


WONG SEMAR JASA PELAYANAN DAN PERDAGANGAN
“PROMOTION OF A PRODUCT”

- Menerima Kerja Sama :
1. Promosi & Pemasaran Produk Barang dan Jasa

WONG SEMAR TOKO PRANATA
“DISTRIBUTOR DAN PRODUKSI”

- Produksi :
1. Kain Lap Majun Berbagai Jenis + Bahan
2. Masker Kain Berbagai Jenis + Bahan
3. Keset Berbagai Jenis + Bahan
- Distributor :
1. Sarung Tangan Berbagai Jenis
2. Masker Hijau
3. Tali Rafiah
4. Tali Tampar
5. Terpal
6. Isolasi
7. Kebutuhan Menjahit

WONG SEMAR TOKO CIK NI
“SUPPLIER”

- Menyediakan :
1. Alat-alat listrik
2. Alat Tulis
3. Bahan Sembakau
4. Kebutuhan Rumah Tangga

WONG SEMAR CATHERAN
“JASA DELIVERY DAN RENTAL”

- Untuk Keperluan :
1. Pengiriman Barang
2. Pindahan
3. Antar Jemput
4. Pulang Kampung
5. Rekreasi
6. Dan Kebutuhan Transportasi Lainnya


Besar harapan kami untuk dapat bekerjasama dan menjadi rekanan perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin dan kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang sudah Bapak/Ibu berikan. Demikian surat perkenalan dan penawaran produk ini kami sampaikan, sekian dan terima kasih.

Salam Sejaterah,
PT WONG SEMAR

IBU RIRIN
Jl.Raya Babatan UNESA GG VI / No. 16 Kel.Babatan Kec.Wiyung, Surabaya 60227
031 - 28811585 , 031 – 71990965 , Fax 031 - 7520205
Email : semarwong@gmail.com , pt.wongsemar1@gmail.com
Blog : wongsemar.blogspot.com , tokopranata.blogspot.com
LinkedIn : PT WONG SEMAR - INDONESIA