KERJA SAMA
Mengubah Paradigma Generasi Muda
”Menangisi” implementasi dan kemudian potensi dampak negatif perdagangan bebas antara China dan ASEAN bagi sebagian kalangan hanyalah menguras tenaga. Akan lebih produktif jika melompat naik ke kapal besar dan bergandengan erat dengan China untuk ikut mendapat manfaat yang sebesar-besarnya.
Prinsip itu tampaknya yang dipegang Perhimpunan Masyarakat dan Pengusaha Indonesia-Tionghoa (Permit). Karena itu, pada hari Senin, 22 Maret 2010, di Beijing, China, Permit menandatangani perjanjian kerja sama dengan Biro Promosi Investasi Beijing (Beijing Investment Promotion Bureau).
Kedua lembaga itu sepakat menjalin kerja sama untuk menyediakan informasi mengenai segala hal ihwal yang terkait dengan upaya peningkatan hubungan di segala bidang bagi kedua negara, China dan Indonesia. Fokus utamanya pada investasi dan perdagangan.
Kecuali itu, Permit juga menjalin kerja sama dengan Peking University. Permit memberikan beasiswa senilai 3 juta renminbi kepada universitas tersebut. Beasiswa tadi bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Indonesia yang akan belajar di universitas terbaik dan terbesar tersebut.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan Ketua Umum Permit Dr Tahir MBA di sela-sela seminar peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia, 22 Maret 2010 di Beijing. Selain dikenal sebagai pengusaha papan atas, Tahir juga kini sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kompas: Apa yang akan atau sudah dilakukan Permit secara konkret dalam upaya penguatan hubungan kedua bangsa ini?
Tahir: Di Beijing, 22 Maret lalu, saya (selaku Ketua Umum Permit) menandatangani kerja sama dengan Biro Promosi Investasi Beijing. Latar belakangnya, kerja sama kedua negara baru bisa erat dan nyata jika terjadi terjadi kontak intensif pada semua level. Bukan hanya antarpemerintah atau G-to-G. Tak kalah pentingnya hubungan antarpengusaha, antarkomunitas, sampai level masyarakat dan individu (people to people).
Konkretnya?
Kami akan bekerja sama untuk mengumpulkan informasi akurat yang dapat dipakai kedua belah pihak untuk keperluan bisnis, investasi dan perdagangan, pariwisata, kesenian, sampai kebudayaan. Kami juga akan saling mempromosikan dalam arti luas, termasuk mencarikan mitra bagi para pengusaha yang membutuhkan.
Untuk keperluan tersebut, kami sudah membuka kantor di Beijing. Dengan begitu, pengusaha Indonesia yang berkunjung ke Beijing setidaknya memiliki tempat bertanya dan mencari informasi yang lebih pasti. Begitu juga sebaliknya kalau ada pengusaha China yang mencari informasi bisnis dan informasi saja.
Makanya, untuk mendukung langkah Pemit itu, kami coba kerja sama dengan organisasi yang kuat, seperti CSIS dan Apindo.
Terkait Shanghai Expo yang berskala internasional, kami akan membawa delegasi pengusaha Indonesia ke sana. Dari semua lapisan pengusaha, terutama yang kecil-kecil, supaya wawasan bisnis mereka kian bertambah. Kami akan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kementerian Perdagangan.
Selain itu, apalagi?
Permit juga telah mengikat kerja sama dengan Peking University, perguruan tinggi terbaik dan terbesar di China. Kami memberikan dana 3 juta renminbi kepada mereka untuk beasiswa. Dengan tersedianya beasiswa itu, anak-anak Indonesia diharapkan bisa masuk dan bisa menyelesaikan kuliahnya di sana. Di universitas ini, selain susah masuk, juga susah untuk bertahan atau tidak drop out, serta dapat menyelesaikan studinya tepat waktu karena tidak lagi terkendala biaya kuliah.
Anak-anak China juga bisa pakai?
Tidak. Itu hanya untuk orang Indonesia, tetapi tidak terbatas buat mahasiswa murni saja. Pegawai negeri sipil juga bisa menggunakannya. Pegawai negeri Indonesia yang mau belajar berbagai bidang ilmu di Peking University bisa menggunakannya sehingga benar-benar bisa besar manfaatnya.
Peran apalagi yang ingin dimainkan Permit?
Keturunan Tionghoa di Indonesia ini punya sekitar 700 organisasi atau perkumpulan. Namun, umumnya bersifat eksklusif, sebatas sesama sekolah, daerah asal, dan sebagainya. Kita mengharapkan supaya mereka lebih terbuka. Membuka diri untuk bersosialisasi secara lebih luas.
Secara konkret, Permit, misalnya, meminta beberapa tokoh nasional dari berbagai latar belakang, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, untuk menjadi penasihat, pelindung, dan pembina.
Secara ideal, misi Permit itu seperti apa?
Membangun paradigma baru keturunan Tionghoa. Kami ingin membangun kesadaran baru bahwa kita ini keturunan Tionghoa adalah part of, bagian dari, Indonesia. Kita lahir di sini dan dipelihara Indonesia, jadi kita juga mesti berkontribusi signifikan terhadap pembangunan secara konkret.
Misalnya?
Kita yang punya sesuatu yang lebih, mari kita memberi sebagian dari kelebihan milik kita itu untuk membangun kebersamaan. Bukan lagi sedekah-sedekahan, tetapi sesuatu yang terorganisasi dan bisa berkelanjutan sehingga manfaatnya lebih besar pula.
Sebagai tanggung jawab kepada bangsa dan negara, misalnya, kita tanamkan bahwa... eh mari kita taat membayar pajak sebagaimana mestinya. Karena itu, Permit bekerja sama dengan konsultan pajak untuk mendidik pengusaha-pengusaha keturunan itu sadar pajak, mengetahui fungsi pajak, dan membayar pajak sebagaimana mestinya. Namun, kalau kesadaran mereka sudah terbangun, ya aparat juga jangan meres-meresin mereka terus.
Anda sudah melakukannya?
Sudah. Saya mesti kasih contoh dong. Bank saya (Mayapada) misalnya memberi kredit murah untuk pengusaha kecil. Rumah Sakit Mayapada bersama Permit memberi beasiswa bagi anak-anak yang mau sekolah keperawatan. Tidak harus bekerja di rumah sakit saya, kalau perlu kita kirim ke luar negeri sehingga bukan hanya tenaga kerja murah yang kita kirim ke luar negeri.
Idealis juga...!
Ya, mungkin saya dan teman-teman tidak bisa lihat dan menikmati hasilnya, enggak apa-apa. Namun, setidaknya, kami dari Permit sudah melangkah dan meletakkan dasar secara konkret. Anak-anak kita kelak yang akan menikmati dan melanjutkan demi kelanggengan hubungan yang harmonis kedua bangsa besar ini. (Andi Suruji)
Prinsip itu tampaknya yang dipegang Perhimpunan Masyarakat dan Pengusaha Indonesia-Tionghoa (Permit). Karena itu, pada hari Senin, 22 Maret 2010, di Beijing, China, Permit menandatangani perjanjian kerja sama dengan Biro Promosi Investasi Beijing (Beijing Investment Promotion Bureau).
Kedua lembaga itu sepakat menjalin kerja sama untuk menyediakan informasi mengenai segala hal ihwal yang terkait dengan upaya peningkatan hubungan di segala bidang bagi kedua negara, China dan Indonesia. Fokus utamanya pada investasi dan perdagangan.
Kecuali itu, Permit juga menjalin kerja sama dengan Peking University. Permit memberikan beasiswa senilai 3 juta renminbi kepada universitas tersebut. Beasiswa tadi bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Indonesia yang akan belajar di universitas terbaik dan terbesar tersebut.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan Ketua Umum Permit Dr Tahir MBA di sela-sela seminar peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia, 22 Maret 2010 di Beijing. Selain dikenal sebagai pengusaha papan atas, Tahir juga kini sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kompas: Apa yang akan atau sudah dilakukan Permit secara konkret dalam upaya penguatan hubungan kedua bangsa ini?
Tahir: Di Beijing, 22 Maret lalu, saya (selaku Ketua Umum Permit) menandatangani kerja sama dengan Biro Promosi Investasi Beijing. Latar belakangnya, kerja sama kedua negara baru bisa erat dan nyata jika terjadi terjadi kontak intensif pada semua level. Bukan hanya antarpemerintah atau G-to-G. Tak kalah pentingnya hubungan antarpengusaha, antarkomunitas, sampai level masyarakat dan individu (people to people).
Konkretnya?
Kami akan bekerja sama untuk mengumpulkan informasi akurat yang dapat dipakai kedua belah pihak untuk keperluan bisnis, investasi dan perdagangan, pariwisata, kesenian, sampai kebudayaan. Kami juga akan saling mempromosikan dalam arti luas, termasuk mencarikan mitra bagi para pengusaha yang membutuhkan.
Untuk keperluan tersebut, kami sudah membuka kantor di Beijing. Dengan begitu, pengusaha Indonesia yang berkunjung ke Beijing setidaknya memiliki tempat bertanya dan mencari informasi yang lebih pasti. Begitu juga sebaliknya kalau ada pengusaha China yang mencari informasi bisnis dan informasi saja.
Makanya, untuk mendukung langkah Pemit itu, kami coba kerja sama dengan organisasi yang kuat, seperti CSIS dan Apindo.
Terkait Shanghai Expo yang berskala internasional, kami akan membawa delegasi pengusaha Indonesia ke sana. Dari semua lapisan pengusaha, terutama yang kecil-kecil, supaya wawasan bisnis mereka kian bertambah. Kami akan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kementerian Perdagangan.
Selain itu, apalagi?
Permit juga telah mengikat kerja sama dengan Peking University, perguruan tinggi terbaik dan terbesar di China. Kami memberikan dana 3 juta renminbi kepada mereka untuk beasiswa. Dengan tersedianya beasiswa itu, anak-anak Indonesia diharapkan bisa masuk dan bisa menyelesaikan kuliahnya di sana. Di universitas ini, selain susah masuk, juga susah untuk bertahan atau tidak drop out, serta dapat menyelesaikan studinya tepat waktu karena tidak lagi terkendala biaya kuliah.
Anak-anak China juga bisa pakai?
Tidak. Itu hanya untuk orang Indonesia, tetapi tidak terbatas buat mahasiswa murni saja. Pegawai negeri sipil juga bisa menggunakannya. Pegawai negeri Indonesia yang mau belajar berbagai bidang ilmu di Peking University bisa menggunakannya sehingga benar-benar bisa besar manfaatnya.
Peran apalagi yang ingin dimainkan Permit?
Keturunan Tionghoa di Indonesia ini punya sekitar 700 organisasi atau perkumpulan. Namun, umumnya bersifat eksklusif, sebatas sesama sekolah, daerah asal, dan sebagainya. Kita mengharapkan supaya mereka lebih terbuka. Membuka diri untuk bersosialisasi secara lebih luas.
Secara konkret, Permit, misalnya, meminta beberapa tokoh nasional dari berbagai latar belakang, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, untuk menjadi penasihat, pelindung, dan pembina.
Secara ideal, misi Permit itu seperti apa?
Membangun paradigma baru keturunan Tionghoa. Kami ingin membangun kesadaran baru bahwa kita ini keturunan Tionghoa adalah part of, bagian dari, Indonesia. Kita lahir di sini dan dipelihara Indonesia, jadi kita juga mesti berkontribusi signifikan terhadap pembangunan secara konkret.
Misalnya?
Kita yang punya sesuatu yang lebih, mari kita memberi sebagian dari kelebihan milik kita itu untuk membangun kebersamaan. Bukan lagi sedekah-sedekahan, tetapi sesuatu yang terorganisasi dan bisa berkelanjutan sehingga manfaatnya lebih besar pula.
Sebagai tanggung jawab kepada bangsa dan negara, misalnya, kita tanamkan bahwa... eh mari kita taat membayar pajak sebagaimana mestinya. Karena itu, Permit bekerja sama dengan konsultan pajak untuk mendidik pengusaha-pengusaha keturunan itu sadar pajak, mengetahui fungsi pajak, dan membayar pajak sebagaimana mestinya. Namun, kalau kesadaran mereka sudah terbangun, ya aparat juga jangan meres-meresin mereka terus.
Anda sudah melakukannya?
Sudah. Saya mesti kasih contoh dong. Bank saya (Mayapada) misalnya memberi kredit murah untuk pengusaha kecil. Rumah Sakit Mayapada bersama Permit memberi beasiswa bagi anak-anak yang mau sekolah keperawatan. Tidak harus bekerja di rumah sakit saya, kalau perlu kita kirim ke luar negeri sehingga bukan hanya tenaga kerja murah yang kita kirim ke luar negeri.
Idealis juga...!
Ya, mungkin saya dan teman-teman tidak bisa lihat dan menikmati hasilnya, enggak apa-apa. Namun, setidaknya, kami dari Permit sudah melangkah dan meletakkan dasar secara konkret. Anak-anak kita kelak yang akan menikmati dan melanjutkan demi kelanggengan hubungan yang harmonis kedua bangsa besar ini. (Andi Suruji)
1 comment:
Kalo boleh tahu kegiatannya apa saja? Apa ada pertemuan secara reguler?
dan apa persyaratan untuk menjadi anggota?
Tolong jawabannya di email ke lilyana.ss@gmail.com. Terima Kasih.
Post a Comment