Suhu di Indonesia Makin Panas
Dalam dua pekan belakangan ini, suhu di sejumlah daerah di Indonesia meningkat. Kenaikkan suhu berkisar diantara 1 hingga 2 derajat celcius diatas suhu normal. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Goefisika mencatat, kenaikkan suhu paling tinggi terjadi di daerah Jatiwangi, Majalengka, yang mencapai 37 derajat celcius. Apa penyebab meningkatnya suhu udara belakangan ini?
Abdul Subur, Warga Utan Kayu, Jakarta Timur kesal setengah mati, serba sulit berlaku menghadapi suhu yang panas. “Kita sehari-hari jam 12 sampe jam 3 tidak bisa pakai baju. Meskipun sudah pake kipas angin, tetap saja kita masih berkeringat,” kata Abdul.
Tak Cuma Abdul Subur yang mengeluhkan panasnya kota Jakarta. Donny Chandra yang juga warga Utan Kayu mulai memperhatikan adanya ketidakwajaran soal suhu di kota tercintanya ini. Seharusnya Indonesia sudah memasuki musim penghujan, “apakah ini dampak dari global warming?,” tanya Donny.
Sudah sejak dua pekan lalu suhu udara di sejumlah daerah di Indonesia memang meningkat. Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG, Kukuh Ribudianto dalam GREEN TALK mengatakan, suhu meningkat di kota-kota seperti Surabaya, Tangerang dan Bima Nusa Tenggara Timur. Ia mengungkapkan, suhu paling ekstrim memancar di Jatiwangi, Jawa Barat, yang mencapai 37 derajat celsius.
Kukuh menambahkan, penyebab kenaikan suhu udara di Indonesia diantaranya karena Indonesia telah memasuki musim kemarau serta terjadinya sejumlah badai tropis di perairan Filipina.
Pendapat Kukuh tersebut diamini oleh Armi Susandi. Ketua Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung ini mengatakan, badai tropis yang terjadi diperairan Filipina dan Cina Selatan menyedot uap air, sehingga menyebabkan daratan Indonesia mengalami kekeringan. Inilah yang membuat suhu di sejumlah daerah di Indonesia meningkat. Menurut Amri, semua itu adalah dampak dari pemanasan global. “Artinya, terjadinya badai-badai tadi, intensitasnya bertambah kemudian kejadiannya juga bertambah, itu dampak pemanasan global. Tapi implikasinya adalah fenomena alamiah,” jelas Amri
Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup, Agus Purnomo sepakat dengan pendapat Amri. Ia mengatakan, naiknya suhu udara di Indonesia dua pekan belakangan ini bukan hanya dikarenakan Indonesia telah masuk musim kemarau. Menurutnya, ini juga bagian dari perubahan iklim di tingkat global.
Untuk mengantisipasi dampak dari naiknya suhu ini, Agus mengimbau masyarakat mengubah pola hidupnya, untuk beradaptasi dengan lingkungan. Ia juga meminta masyarakat lebih ramah kepada lingkungan. Tidak menebang pohon dan tidak membakar semak belukar untuk membuka lahan pertanian.
Suhu panas kini terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air. Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, suhu hingga mencapai 34 derajat Celcius. Peningkatan suhu panas justru terjadi pada malam hari. Fenomena ini diprediksi memiliki siklus per 12 tahun.
Badan Meteorologi dan Geofisika Makassar memperkirakan peristiwa ini akan terus berlangsung hingga awal November mendatang. Kepala Bidang Data dan Informasi BMG Makassar Heru Jatmiko mengatakan, suhu panas meningkat akibat awan menutupi Kota Makassar, sehingga radiasi panas yang dipancarkan bumi tertahan di awan, kemudian kembali memantul ke bumi.
Dalam dua pekan belakangan ini, suhu di sejumlah daerah di Indonesia meningkat. Kenaikkan suhu berkisar diantara 1 hingga 2 derajat celcius diatas suhu normal. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Goefisika mencatat, kenaikkan suhu paling tinggi terjadi di daerah Jatiwangi, Majalengka, yang mencapai 37 derajat celcius. Apa penyebab meningkatnya suhu udara belakangan ini?
Abdul Subur, Warga Utan Kayu, Jakarta Timur kesal setengah mati, serba sulit berlaku menghadapi suhu yang panas. “Kita sehari-hari jam 12 sampe jam 3 tidak bisa pakai baju. Meskipun sudah pake kipas angin, tetap saja kita masih berkeringat,” kata Abdul.
Tak Cuma Abdul Subur yang mengeluhkan panasnya kota Jakarta. Donny Chandra yang juga warga Utan Kayu mulai memperhatikan adanya ketidakwajaran soal suhu di kota tercintanya ini. Seharusnya Indonesia sudah memasuki musim penghujan, “apakah ini dampak dari global warming?,” tanya Donny.
Sudah sejak dua pekan lalu suhu udara di sejumlah daerah di Indonesia memang meningkat. Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG, Kukuh Ribudianto dalam GREEN TALK mengatakan, suhu meningkat di kota-kota seperti Surabaya, Tangerang dan Bima Nusa Tenggara Timur. Ia mengungkapkan, suhu paling ekstrim memancar di Jatiwangi, Jawa Barat, yang mencapai 37 derajat celsius.
Kukuh menambahkan, penyebab kenaikan suhu udara di Indonesia diantaranya karena Indonesia telah memasuki musim kemarau serta terjadinya sejumlah badai tropis di perairan Filipina.
Pendapat Kukuh tersebut diamini oleh Armi Susandi. Ketua Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung ini mengatakan, badai tropis yang terjadi diperairan Filipina dan Cina Selatan menyedot uap air, sehingga menyebabkan daratan Indonesia mengalami kekeringan. Inilah yang membuat suhu di sejumlah daerah di Indonesia meningkat. Menurut Amri, semua itu adalah dampak dari pemanasan global. “Artinya, terjadinya badai-badai tadi, intensitasnya bertambah kemudian kejadiannya juga bertambah, itu dampak pemanasan global. Tapi implikasinya adalah fenomena alamiah,” jelas Amri
Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup, Agus Purnomo sepakat dengan pendapat Amri. Ia mengatakan, naiknya suhu udara di Indonesia dua pekan belakangan ini bukan hanya dikarenakan Indonesia telah masuk musim kemarau. Menurutnya, ini juga bagian dari perubahan iklim di tingkat global.
Untuk mengantisipasi dampak dari naiknya suhu ini, Agus mengimbau masyarakat mengubah pola hidupnya, untuk beradaptasi dengan lingkungan. Ia juga meminta masyarakat lebih ramah kepada lingkungan. Tidak menebang pohon dan tidak membakar semak belukar untuk membuka lahan pertanian.
Suhu panas kini terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air. Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, suhu hingga mencapai 34 derajat Celcius. Peningkatan suhu panas justru terjadi pada malam hari. Fenomena ini diprediksi memiliki siklus per 12 tahun.
Badan Meteorologi dan Geofisika Makassar memperkirakan peristiwa ini akan terus berlangsung hingga awal November mendatang. Kepala Bidang Data dan Informasi BMG Makassar Heru Jatmiko mengatakan, suhu panas meningkat akibat awan menutupi Kota Makassar, sehingga radiasi panas yang dipancarkan bumi tertahan di awan, kemudian kembali memantul ke bumi.
Makassar
Suhu panas melanda Makassar sudah pernah terjadi pada 1996. Bahkan, suhu panas saat itu mencapai 37 derajat Celcius. Penyebab suhu panas pada 12 tahun silam tersebut dibanding dengan kondisi saat ini, diperkirakan memiliki gejala yang sama.
Suhu panas melanda Makassar sudah pernah terjadi pada 1996. Bahkan, suhu panas saat itu mencapai 37 derajat Celcius. Penyebab suhu panas pada 12 tahun silam tersebut dibanding dengan kondisi saat ini, diperkirakan memiliki gejala yang sama.
No comments:
Post a Comment