Tuesday, October 7, 2008

12 Produk Mengandung Melamin

12 Produk Positif Mengandung Melamin
Sebanyak 12 produk makanan asal China yang beredar di Indonesia, berdasarkan pengujian Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, positif mengandung melamin. Dari 12 produk tersebut, enam produk terdaftar pada BPOM dan enam produk lainnya masuk secara ilegal ke Indonesia, tetapi banyak ditemukan di pasaran.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (27/9). Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib juga hadir memberikan keterangan.

Fadilah menjelaskan, ada 19 produk impor asal China yang mengandung susu yang terdaftar di BPOM. Namun, hingga Sabtu kemarin baru enam produk yang ditemukan di pasaran. Enam produk impor China lainnya yang mengandung susu yang juga ditemukan di pasaran ternyata tidak terdaftar alias ilegal.

Menkes menegaskan, baik susu maupun produk makanan mengandung susu yang diproduksi di dalam negeri tidak ada yang menggunakan susu impor dari China.

”Tidak ada susu produksi Indonesia yang memakai susu impor dari China. Susu impor yang dipakai berasal dari Australia dan Selandia Baru. Kepada ibu-ibu agar tak terhasut dan terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh persoalan. Susu formula bayi buatan Indonesia aman dikonsumsi,” kata Fadilah.

Produk makanan impor asal China yang mengandung susu dan terdaftar di BPOM yang ditemukan positif mengandung melamin adalah dua jenis stick wafer merek Oreo, susu bubuk full cream Guozhen, dua jenis kembang gula merek M&M’s, dan biskuit Snickers. ”Semuanya produk impor dan bukan buatan dalam negeri,” kata Menkes.

Produk impor China yang mengandung susu dan positif bermelamin tetapi masuk secara ilegal adalah kembang gula White Rabbit kemasan biru dan merah, Soybean Drink with Milk kemasan hijau dan kuning, Soyspring Instant Milk Cereal, serta Soyspring Instant Peanut.

”Produk makanan impor tersebut positif mengandung melamin dengan kadar berkisar 8,51-945,86 mg/kg,” ujar Fadilah.

Selain mengimbau agar tidak mengonsumsi produk-produk bermelamin yang ditemukan di Indonesia, Menkes juga meminta masyarakat tidak mengonsumsi produk impor asal China yang mengandung melamin temuan Agri-Food & Veterinary Authority (AVA) Singapura. AVA Singapura mengumumkan 13 produk China mengandung susu yang berkadar melamin.

”Kita takut rakyat kita di daerah perbatasan atau pas belanja di Singapura mengonsumsi produk- produk berbahaya itu,” kata Husniah.

Akan dimusnahkan

Sekretaris Jenderal Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman Franky Sibarani mengatakan, peritel menjadi garda terdepan dalam pengamanan produk yang mengandung susu bermelamin dari China. ”Nantinya produk-produk itu memang akan dimusnahkan oleh Badan POM bersama aparat berwenang, tetapi sebelumnya pada sekitar libur Lebaran ini, tentu ritel harus lebih dulu mengamankan produk-produk itu,” ujarnya.

Peritel siap

Sebelumnya, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Rahanta menegaskan kesiapan peritel untuk tidak memperdagangkan produk-produk yang dilarang peredarannya oleh BPOM.

Penarikan bahkan sudah dilakukan sejak 24 September saat BPOM mengumumkan 19 produk yang mengandung susu dari China. Keenam produk yang diumumkan mengandung melamin, Sabtu siang, merupakan sebagian dari 19 produk yang sudah ditarik tersebut.

”Tidak terlalu sulit menarik produk-produk itu karena bukan termasuk produk yang banyak dikonsumsi masyarakat, apalagi untuk keperluan Lebaran,” ujar Tutum.

Sementara itu, Franky Sibarani yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia mengaku, pihaknya tidak mempersoalkan penghentian impor makanan yang mengandung susu dari China. ”Yang paling penting, produk yang menggunakan merek sama tetapi diproduksi dalam negeri tidak terkena imbas karena produk yang dibuat di sini tidak menggunakan bahan susu dari China,” ujarnya.

Produk makanan atau minuman dalam negeri menggunakan kode MD, SP/PIRT, sedangkan produk impor menggunakan kode ML. Produk-produk yang terbukti mengandung susu bermelamin tersebut semuanya menggunakan kode ML karena diimpor dari China.

No comments: