Saturday, December 29, 2007

66 Orang Tewas di Karanganyar

66 Orang Tewas di Karanganyar
Banjir Tak Hanya Melanda Jawa, tetapi Juga Sumatera dan NTB

Paling tidak 66 warga tewas akibat longsor dan banjir di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Korban terbanyak ada di Dusun Ledoksari, Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu. Di Dusun Ledoksari saja, 36 orang tewas tertimbun tanah longsor, Rabu (26/12).
Kemarin pukul 16.00, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto selaku Wakil Bakornas PB, didampingi Dirjen KUM S Situmorang dan Bupati Karanganyar Rina Iriani, meninjau Dusun Ledoksari. Dalam kesempatan itu Mardiyanto mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ikut prihatin atas musibah tersebut.
"Presiden berpesan agar proses evakuasi tetap dilakukan dengan tekun dan jangan menyerah. Alat berat memang tidak bisa masuk karena medan cukup berat. Karena itu, proses evakuasi korban akan dilakukan secara manual," katanya.
Di Cilegon, Banten, Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dalam jumpa pers seusai simulasi gempa dan tsunami bersama Presiden Yudhoyono memang mengatakan bahwa Presiden memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk meninjau lokasi bencana. "Presiden juga memerintahkan TNI dalam hal ini satuan Zeni untuk merapat," ujarnya.
Mardiyanto dalam kesempatan itu menekankan agar pemerintah daerah, terutama Pemerintah Kabupaten Karanganyar, menangani masalah ini dengan sebaik-baiknya.
Longsor yang terjadi pada pukul 03.30 di Karanganyar meratakan 11 rumah warga di RT 3 dan RT 4 RW 12 serta menghancurkan 2 mobil dan 8 sepeda motor. Tanaman hias sebagai sumber nafkah warga yang harganya bisa mencapai miliaran rupiah juga hancur dihantam longsor.
Bencana itu juga melanda tujuh kecamatan lain di Kabupaten Karanganyar, yakni Jenawi (3 orang tewas), Ngargoyoso (3), Kerjo (4), Karangpandan (3), Jumapolo (8), dan Jatiyoso (3). Di Kecamatan Matesih tercatat 3 korban tewas, sedangkan di Jaten dan Karanganyar masing-masing 1 orang tewas akibat banjir.
Evakuasi berjalan lambat karena dilakukan dengan alat seadanya, seperti cangkul, linggis, sekop, bambu, dan kayu. Proses evakuasi dihentikan sekitar pukul 18.00 karena situasi gelap, di samping menghindari kemungkinan terjadi longsor susulan.
Panglima Kodam IV Diponegoro Mayjen Agus Soeyitno mengatakan, alat berat tak mungkin didatangkan ke lokasi longsor. Karena itu, Kamis ini, Kodam IV Diponegoro akan menambah personelnya untuk membantu evakuasi tersebut. Kemarin, TNI menurunkan pasukan yang terdiri atas sekitar 100 personel.
Klenteng Marina-Kwam imm 33
Sampo kong-gedong batu
klenteng watugong-unggaran-buah sala
kebon kopi-rawa pening-merbabu
gua maria krep-ambarawa
bandungan

Wilayah lain
Bencana serupa melanda Kabupaten Wonogiri. Di Jatimulyo, Kecamatan Tirtomoyo, kemarin, 7 orang tewas dan 14 orang lainnya masih tertimbun longsoran atau belum dapat dievakuasi. Di Kecamatan Manyaran pun tercatat 1 korban tertimbun tanah longsor dan belum bisa dievakuasi.
Sementara itu, di Ngawi, Jawa Timur, dan Gianyar, Bali, tercatat 6 orang dari dua keluarga tewas tertimbun longsor (masing-masing terdiri dari empat dan dua orang).
Peristiwa yang juga cukup memprihatinkan terjadi di Desa Semen, Kecamatan Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur. Di daerah ini kemarin setidaknya 20 orang hanyut terbawa arus sungai yang kuat. Menurut Kepala Polsek Kebon Sari (Madiun) Ajun Komisaris Sunardi, sejumlah saksi mata bahkan menyebutkan ada sekitar 30 orang yang terbawa arus, mengingat panjang jembatan lebih kurang 50 meter.
Kejadiannya, kata Sunardi, pukul 14.30. Saat itu para korban sedang menyaksikan derasnya arus sungai di atas jembatan besi peninggalan Belanda, yang menghubungkan Magetan dengan Malang tersebut. Tiba-tiba jembatan ambrol dan semua orang yang berada di atasnya terbawa arus. Hanya dua orang yang berhasil menyelamatkan diri. "Semalam empat korban yang terbawa arus sudah ditemukan selamat," kata Sunardi.
Sungai Bengawan Solo
Dari Solo dilaporkan, banjir terjadi hampir merata di eks Karesidenan Surakarta, terutama di Solo, Sukoharjo, dan Sragen. Di Kota Solo ketinggian banjir setinggi dada orang dewasa hingga 2 meter seperti terlihat di Kampung Sewu dan Jagalan di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres. Air mulai masuk rumah warga pukul 03.30. "Kami tidak sempat membawa barang-barang. Air masuk rumah dan tingginya naik dengan cepat," kata Waginem, warga Kampung Jagalan yang rumahnya terendam air hingga genteng.
Di Kabupaten Sragen, 2 orang tewas dan 1 orang hilang akibat banjir, yakni di Kecamatan Sukodono dan Sragen. Banjir melanda 4.000 keluarga yang tinggal di 13 kecamatan di Kabupaten Sragen dengan ketinggian hingga 2,5 meter. Menurut Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Sragen Wangsit Sukono, banjir terjadi akibat hujan terus-menerus dan meluapnya Sungai Bengawan Solo.
Di Kabupaten Sukoharjo, banjir melanda 9 dari 12 kecamatan yang ada. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Polokarto dan Mojolaban dengan ketinggian mencapai 3 meter. Tidak ada korban jiwa, tetapi beberapa ruas jalan penting terputus akibat genangan air, seperti di jalan Solo-Sukoharjo tepatnya di Solo Baru dan jalan Solo-Wonogiri di Kecamatan Nguter yang terendam banjir 3 km.
Selain banjir, satu badan jembatan Pengilon di Jalan Surawijoyo di Kelurahan Mangunsari, Salatiga, putus kemarin, pukul 05.30. Putusnya jembatan itu diduga karena fondasi jembatan tergerus aliran deras air dari kawasan Gunung Merbabu.
Sejumlah saksi mata di Mangunsari menuturkan, kondisi jembatan itu sebelumnya sudah retak-retak di fondasi bagian bawah jembatan. Hal itu sudah dilaporkan, tetapi belum ada tanggapan dari pemerintah daerah.
Putusnya jembatan itu membuat warga yang tinggal di Kelurahan Dukuh harus memutar ke Warak sekitar satu kilometer untuk menuju ke Salatiga.
Purnomo Subagyo dari Badan Informasi Komunikasi Pemerintah Kota Solo menyebutkan, warga Solo yang mengungsi akibat banjir sekitar 20.000 jiwa (4.800 keluarga).
Curah hujan tinggi
Di Yogyakarta, hujan dengan intensitas cukup lama yang turun sejak Selasa petang hingga Rabu pagi menyebabkan sejumlah rumah di Provinsi DI Yogyakarta rusak ringan karena terkena longsor. Ratusan lahan sawah juga tergenang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Rumah yang rusak di antaranya di Dusun Dayakan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman; Desa Katongan di Kecamatan Nglipar, Watusigar di Kecamatan Ngawen, dan Karangsari, Kecamatan Semin, ketiganya ada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Sedikitnya tiga jembatan penghubung antardusun di Semin putus akibat luapan Sungai Oyo.
Di Jawa Timur banjir melanda sejumlah kabupaten dan Kota Malang. Di Ngawi, banjir bahkan merendam sekitar 20.000 rumah warga sehingga ribuan warga harus mengungsi. Di Gresik banjir melanda 15 kecamatan, sedangkan di Jombang 1.000 warga dievakuasi akibat rumah mereka terendam air. Akibat banjir, perjalanan darat maupun kereta api terganggu, terutama dari arah Jawa Timur menuju Yogyakarta.
Daerah lainnya yang juga dilanda banjir adalah sebagian besar wilayah pantura Jawa Tengah Jambi dan Nias (Sumatera Utara), serta Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Di pantura juga banjir memaksa ribuan warga mengungsi.
Sementara itu, dari Denpasar Bali dilaporkan, cuaca buruk yang melanda wilayah itu dalam dua hari terakhir telah mengakibatkan sejumlah penerbangan dan pendaratan pesawat tertunda bahkan dibatalkan.
BMG
Staf Seksi Data dan Informasi BMG DIY Agus Triyanto mengimbau para nelayan dan warga di sekitar pesisir pantai waspada terhadap penambahan kecepatan angin dan meningginya gelombang laut yang dapat terjadi dalam waktu dekat.
Hal serupa ditekankan Ketua Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Koordinator Penelitian Lintas Disiplin Bidang Mitigasi Bencana pada Jaringan Perguruan Tinggi se-ASEAN, Dwikorita Karnawati. Dikatakan, bencana saat ini terjadi bersamaan dengan puncak musim hujan. "Sejarah longsor selalu terjadi bulan November hingga April, tetapi puncaknya Januari dan Februari," katanya mengingatkan
Berdasarkan penelitian Dwikorita, longsor dan banjir bandang banyak terjadi di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi pada bulan Januari-Februari.
Kabupaten Karanganyar yang dilanda longsor kemarin dikategorikan Pusat Vulkanologi dan Mitigas BMG memiliki zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi pada Desember 2007. Begitu pula kawasan Wonogiri, Temanggung, Wonosobo, Kebumen, Purbalingga, Pekalongan, dan Purwokerto.
Secara umum, Provinsi Jawa Barat dan Banten memiliki kawasan rentan gerakan tanah yang tinggi. Begitu pula wilayah Sumatera Barat dan beberapa lokasi di Sulawesi.
"Data-data itu hasil analisa tumpang tindih zona kerentanan tanah dan curah hujan dari BMG. Hasilnya kami kirim ke daerah setiap bulan," katanya mengingatkan.

No comments: